Kamis, 11 Desember 2014

gavanzo ppmu 622


gavanzo 622 ppmu


makalah tafsir

BAB II
PEMBAHASAN


لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحاً إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُواْ اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَـهٍ غَيْرُهُ إِنِّيَ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ٥٩
v  Ayat 59
Artinya:Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).

Ø  Pada ayat ini Allah swt. menceritakan tentang kisah Nabi Nuh dan kerasulannya. Pada masa antara Nabi Adam dan Nabi Nuh dunia mulai membangun peradabannya. Manusia mula-mula masih menyembah Allah menurut agama yang dibawa oleh Nabi Adam. Tetapi lama-kelamaan karena kesibukan dalam kehidupan duniawi mereka mulai menjauhkan diri daripada agama sehingga semangat beragama mulai menurun. Ajaran tauhid yang bersemi di hati sanubari mereka mulai pudar. Patung-patung dari pemimpin-pemimpin mereka yang semula dibuat untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa mereka, mereka jadikan sembahan atau sekutu Allah swt. karena menurut paham mereka patung-patung itu dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah. Semakin hari semakin mendalam kemusyrikan mereka. Mereka menghiasi patung-patung dan menyembahnya. Akhirnya lupalah mereka kepada adanya Allah swt. Semakin hari semakin mendalam kemusyrikan mereka. Mereka menghiasi patung-patung itulah tuhan yang diharapkan kebaikannya, dan dimohon nikmat anugerahnya dan ditakuti siksaannya.  Setelah rusak kepercayaan manusia kepada Allah swt. di masa itu maka Allah tidak membiarkan mereka terus-menerus dalam kesesatan karena itu Allah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya. Kisah tentang kerasulan Nabi Nuh ini ditujukan kepada orang-orang Arab yang berada di Mekah dan sekitarnya yang mengingkari kerasulan Nabi Muhammad saw. Pengetahuan mereka tentang sejarah rasul-rasul dan umat-umat pada masa dahulu adalah sedikit sekali karena mereka sekedar mendengar dari orang-orang Yahudi dan Nasrani yang berada di sekitar mereka. Allah swt. dalam ayat ini meyakinkan mereka bahwa memanglah sebenarnya Allah telah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya untuk memperingatkan mereka akan kemurkaan Allah disebabkan kekufuran mereka. Setelah Nuh diutus menjadi rasul dia menyeru kaumnya yang kafir supaya meninggalkan berhala dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan Pencipta segala sesuatu, Dialah Tuhan yang sebenarnya. Manusia wajib menyembah-Nya dengan penuh khusyuk dan tawaduk. Nabi Nuh a.s. mengemukakan kepada kaumnya tentang kekhawatirannya bahwa mereka akan memperoleh siksaan yang sangat pada hari pembalasan nanti jika mereka tidak mengindahkan seruannya. Hari pembalasan itu adalah "hari kiamat".
Dari ayattaditerdapatduapelajaran yang dapatdipetik :
1.      Mencintaikehidupanduniasecaraberlebihandapatmenjauhkanmanusiakepadatuhannyadandapatmengakibatkankekufuran.
2.      Manusia yang tidakpercayakepada Allah akanmemperolehsiksapadaharipembalasan (harikiamat).

v  Ayat 60
Artinya: Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami memandang     kamu berada dalam kesesatan yang nyata".
Ø  Allah swt. dalam ayat ini menerangkan bahwa para pemimpin kaum Nuh a.s. berpendapat sesungguhnya Nabi Nuh a.s. itulah yang berada dalam kesesatan disebabkan Nabi Nuh melarang mereka menyembah berhala yang mereka pandang sebagai penolong mereka di hadapan Allah dan sebagai perantara untuk mendekatkan mereka kepada-Nya. Memang demikianlah tingkah laku orang-orang kafir itu sering menuduh bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah itu adalah orang yang sesat.
Daariayat di atasterdapatsatupelajaran yang dapat di ambil :
1.      Allah SWT melarangmanusiauntukMemfitnah orang baik-baiktanpaalasan yang jelas/logis
                                                     
v  Ayat 61
Artinya :Nuh menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam".
Ø  Ayat ini menerangkan tangkisan Nabi Nuh terhadap tuduhan kaumnya dengan menegaskan bahwa dia sekali-kali tidak berada dalam kesesatan karena ia sebenarnya adalah utusan daripada Allah dan bahwa yang diserukannya itu bukanlah timbul dari pikirannya semata-mata yang mungkin didorong oleh kepentingan pribadi. Tetapi apa yang dikemukakan itu adalah wahyu Allah yang pasti benarnya karena itu harus disampaikannya kepada mereka supaya mereka dapat mencapai kebahagiaan dan terhindar dari kebinasaan akibat mempersekutukan Allah.
Dari ayattaditerdapatsatupelajaran yang dapatdipetik :
1.      Wahyu Allah selalubenar, olehkarenaituNabiNuhmenyerukepadakaumnyauntukmenyembah Allah agar mencapaikeabahagiaandanterhindardarikebinasaanakibatmempersekutukannya.
v  Ayat 62
Artinya :"Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui".
Ø  Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Nuh menegaskan lagi kepada kaumnya bahwa dia mendapat tugas dari Allah swt. untuk menyampaikan perintah-perintah Tuhannya supaya manusia beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa kepada hari kemudian, kepada rasul-rasul yang diutus Allah, kepada malaikat-malaikat Allah dan menyampaikan juga hukum-hukum yang Allah tentukan baik yang berkenan dengan ibadah maupun yang berkenaan dengan muamalat. Nabi Nuh dalam menyampaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya oleh Tuhan disertai dengan ancaman halus berupa nasihat-nasihat kepada kaumnya supaya takut kepada siksaan Allah sebagai alasan terhadap orang-orang yang tidak beriman kepadanya serta mendustakan rasul-rasul-Nya. Nabi Nuh a.s. dalam penyampaian nasihat-nasihat kepada kaumnya itu menegaskan pula bahwa ia benar-benar mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh kaumnya karena semuanya itu diketahuinya dari Allah. Demikianlah gigihnya Nabi Nuh a.s. dalam meyakinkan kaumnya.
Dari ayatdiatasterdapatpelajaran yang dapatdipetik :
1.      NabiNuhmenyampaikanperintah-perintahnyakepadamanusia agar berimankepadatuhan yang mahaesa
2.      Kegigihandalammenyampaikansuatuperintahdapatmembuahkanhasil yang memuaskan, sesuaidengan yang diharapkan.
v  Ayat 63
Artinya :Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu mendapat rahmat ?
Ø  Dalam ayat ini Allah swt. menerangkan tentang kecaman Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya bahwa tidaklah patut mereka itu mendustakan dan merasa heran atau ragu-ragu terhadap kedatangan peringatan dari Tuhan yang dibawa oleh seorang laki-laki di antara mereka sendiri. Dia memperingatkan mereka tentang azab yang akan menimpa mereka bilama mereka tetap dalam kekafiran. Dan dengan peringatan itu mereka akan dapat memelihara diri dari perbuatan syirik dan mungkar sehingga mereka memperoleh rahmat Allah swt.  Adapun yang menyebabkan keraguan dan keheranan kaumnya tentang kerasulannya karena mereka tidak mempunyai sifat kelebihan dan keistimewaan. Tetapi jika mereka menggunakan pikiran dan akal sehat bahwa kelebihan antara manusia itu di samping diperoleh dengan usaha manusia itu sendiri juga didapat dari karunia Allah karena Allah Yang Maha Kuasa.  Dalam kenyataan hidup manusia tampak perbedaan perseorangan manusia itu baik perbedaan jasmaniah maupun rohaniah. Oleh karena itu semestinya mereka menyambut seruan dari salah seorang yang memiliki kelebihan dan keistimewaan untuk menyelematkan mereka dari siksa Allah akibat kekufuran mereka. Dan membawa mereka kepada kebenaran dan bertakwa kepada Allah untuk memperoleh keridaan dan rahmat-Nya.
Dari Ayatdiatasterdapatpelajaran yang dapatdipetik :
1.      Ancaman Allah kepadakaumNabiNuhbilamanatetapdalamkekufuran
v  Ayat 64
Artinya :Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).
Ø  Ayat ini menerangkan bahwa kebanyakan kaum Nabi Nuh masih tetap mengejek dan mendustakannya, mereka tetap menentang perintah Tuhan dan bertambah hanyut dalam kedurhakaan. Hati nurani mereka tertutup sehingga mereka tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah dan mereka tidak dapat mengambil hikmat manfaat terhadap pengutusan para rasul. Telinga mereka pun menjadi tuli sehingga mereka tidak dapat membenarkan adanya hari kemudian, hari pembalasan yang disampaikan oleh Nabi Nuh yang semestinya diketahui oleh manusia bahwa seorang yang hidup di dunia ini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Allah swt. sebagai Penciptanya, menunjukkan kepada adanya kehidupan pada hari kemudian tetapi manusia yang tidak menggunakan pikirannya menduga bahwa kehidupan manusia itu hanya di dunia saja tanpa ada pertanggungjawaban di akhirat. Secara tak sadar mereka telah menyamakan dirinya dengan makhluk hewan karenanya timbullah perbuatan-perbuatan mereka yang durjana di atas bumi ini. Di atas dasar inilah keingkaran kaum Nuh, maka datanglah azab Allah kepada mereka berupa angin topan dan hujan yang mengakibatkan banjir yang menenggelamkan mereka. Pengikut-pengikut kaum Nuh yang sedikit jumlahnya diselamatkan oleh Allah dari tenggelam di waktu terjadinya topan karena mereka berada dalam perahu yang telah disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya dan menenggelamkan kaumnya yang hanyut di dalam kekufuran dan kemaksiatan itu.
v  Ayat 65
Artinya :Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya ?"
Ø  Ayat ini menerangkan bahwa Allah mengutus kepada kaum `Ad Nabi Hud dari kalangan mereka sendiri dan memerintahkan kepadanya untuk menyeru kaumnya supaya menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan segala sesuatu yang dituhankan mereka karena selain Allah bukanlah Tuhan, karenanya tidak patut disembah, karena segala ibadat haruslah diperuntukkan kepada Allah sendiri dan tidaklah bagi lain-Nya. Oleh sebab itu Nabi Hud a.s. menganjurkan kepada mereka supaya bertakwa kepada Allah dan meninggalkan segala sesuatu yang dimurkai-Nya untuk menghindarkan diri daripada siksaan-Nya. Pada waktu dan kesempatan yang lain beliau menyilahkan kepada kaumnya agar mereka menggunakan akal pikirannya.
Dari Ayattaditerdapatduapelajaran yang dapatdipetik :
1.      Perintahuntukmenyembah Allah SWT, hanyadialahsatu-satunyatuhan yang patutdisembahdantidaktuhanselain dia.
2.      Anjuranuntukmelaksanakanperintahallahdanmenjauhilarangannya.





BAB I
PENDAHULUAN

A.LatarBelakangMasalah
Pada masa antara Nabi Adam dan Nabi Nuh dunia mulai membangun peradabannya. Manusia mula-mula masih menyembah Allah menurut agama yang dibawa oleh Nabi Adam. Tetapi lama-kelamaan karena kesibukan dalam kehidupanduniawi mereka mulai menjauhkan diri daripada agama sehingga semangatberagama mulai menurun. Ajaran tauhid yang bersemi di hati sanubari mereka mulai pudar. Patung-patung dari pemimpin-pemimpin mereka yang semula dibuat untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa mereka, mereka jadikansembahan atau sekutu Allah swt. karena menurut paham mereka patung-patung itu dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah. Semakin hari semakin mendalam kemusyrikan mereka. Mereka menghiasi patung-patung danmenyembahnyaAkhirnyalupalah merekakepada adanya Allah swt. Semakin hari semakin mendalam kemusyrikan mereka. Mereka menghiasi patung-patung itulah tuhan yang diharapkan kebaikannya, dan dimohon nikmat anugerahnya dan ditakuti siksaannya. 















BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
*      Dari ayat 59terdapatduapelajaran yang dapatdipetik :
1.      Mencintaikehidupanduniasecaraberlebihandapatmenjauhkanmanusiakepadatuhannyadandapatmengakibatkankekufuran.
2.      Manusia yang tidakpercayakepada Allah akanmemperolehsiksapadaharipembalasan (harikiamat).
*      Dari ayat 60 terdapatpelajaran yang dapatdipetik :

*       













dunia islam dan kolonialisme barat

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Bentuk bentuk penjajahan barat terhadap dunia islam di latar belakangi oleh terjadinya perang salib. Negara-negara Barat seperti Inggris, Perancis, Spanyol, Italia, Rusia dan lain-lain memang mempunyai teknologi militer dan industri perang yang lebih canggih dibandingkan dengan negara Islam, sehingga mereka tidak segan-segan untuk menyerang dan mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Islam.
Dari awal penjajahan Barat yaitu perang salib umat Islam telah kehilangan berbagai daerah yang semula telah dikuasai Islam, yang kemudian jatuh ke tangan orang Kristen, yang sukar untuk dikembalikan kembali. Jadi pada perang salib ini telah terjadi penaklukan dan penyerangan yang dilakukan oleh negara Barat untuk merebut wilayah-wilayah kekuasaan Islam.
Di setiap daerah yang berada di bawah kekuasaan Islam, tidak ada kelanggengan bagi pilar-pilar sistem pemerintahan otoriter. Dan  di Setiap tempat itu, akan menjadi tanda perlawanan terhadap segala bentuk kezaliman dan kekejaman penjajahan dan eksploitasi, penghinaan dan peremehan terhadap manusia, serta perlawanan terhadap poros yang dikuasai sistem pemerintahan sewenang-wenang di dunia kontemporer .
Setelah berakhirnya periode klasik islam, ketika islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan islam dan bagian dunia lainnya terutama dalam bidang ilmu dan teknologi, bahkan kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politiknya.[1]
Kontak islam dengan barat pada masa ini sangat berbeda dengan kontak islam dengan barat pada masa klasik. Dalam periode klasik islam sangat gemilang dan barat sedang berada berada dalam kegelapan. Sedangkan pada masa ini, keadaan menjadi sebaliknya, islam tampak dalam kegelapan dan barat tampak gemilang.[2]

B.     Rumusan Masalah
Permasalahan pokok yang dibahas dalam penulisan makalah ini sebagaimana telah dijelaskan dalam latar belakang diatas adalah :
1.    Bagaimana revolusi industri di barat dan kolonialisme di barat?
2.    Bagaimana dunia islam pada periode pra modern?
3.    Bagaimana dampak kolonialisme barat terhadap dunia islam ?




























BAB II
PEMBAHASAN


A.  Revolusi industri di barat dan kolonialisme di barat
Kemajuan Eropa (Barat) memang bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode berpikir islam yang rasional. Diantara saluran masuknya peradaban islam ke Eropa itu adalah perang salib, sicilia dan yang terpenting adalah spanyol islam. Ketika islam mengalami kejayaan di spanyol, banyak orang eropa yang datang ke sana, kemudian menerjemahkan karya-karya ilmiah umat islam. Hal ini dimulai sejak abad ke-12 M. Setelah mereka pulang ke negeri masing-masing, mereka mendirikan universitas dengan meniru pola islam dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dipelajari di universitas-universitas islam itu. Dalam perkembangan selanjutnya keadaan ini melahirkan Renaissance, reformasi dan rasionalisme eropa.
Gerakan-gerakan renaissance melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17 M merupakan abad yang paling penting bagi eropa, sementara pada akhir abad ke 17 itu pula dunia islam mengalami kemunduran. Eropa bangkit kembali dengan mengejar ketinggalan mereka pada masa kebodohan dan kegelapan. Mereka menyelidiki rahasia alam, menaklukkan lautan dan menjelajahi benua yang sebelumnya masih diliputi oleh kegelapan. Adapun penemuan-penemuannya yang mereka peroleh yaitu ; Christoper Colombus pada tahun 1492 M, menemukan Benua Amerika dan Vasco da Gama tahun 1498 M, menemukan jalan ke timur melalui Tanjung Harapan. Dengan dua temuan ini Eropa memperoleh kemajuan dalam dunia perdagangan, karena tidak tergantung lagi kepada jalur lama yang dikuasai umat islam.
Terangkatnya perekonomian bangsa-bangsa eropa disusul pula dengan penemuan dan perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Perkembangan itu semakin dipercepat setelah mesin uap ditemukan. Yang kemudian melahirkan Revolusi Industri di eropa.
Sementara itu, kemerosotan kaum muslimin tidak terbatas dalam bidang ilmu dan kebudayaan saja, melainkan juga di segala bidang. Mereka ketinggalan dari Eropa dalam industri perang. Dengan organisasi dan persenjataan yang modern pasukan perang Eropa mampu melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan islam.[3]
Dimasa ini kekuatan militer dan politik umat islam menurun. Dagang dan ekonomi umat islam, dengan hilangnya monopoli dagang antara timur dan barat dari tangan mereka jatuh. Dan ilmu pengetahuan pada masa ini mengalami penurunan. Tarekat-tarekat diliputi oleh suasana khurafat dan supertisi. Umat islam juga dipengaruhi oleh sikap putus asa dalam segala hal. Pada saat ini dunia islam dalam keadaan mundur dan statis.
Dengan kekayaan-kekayaan Eropa yang diangkut dari Amerika dan laba yang timbul dari perdagangan langsung menyebabkan mereka bertambah kaya dan maju. Penembusan barat yang kekuatannya bertambah besar kedunia islam yang didudukinya semakin lama bertambah mendalam. Akhirnya pada tahun 1798 M, Napoleon menduduki mesir sebagai salah satu pusat islam yang terpenting. Jatuhnya pusat islam ini ke tangan barat, menyadarkan dunia islam akan kelemahannya dan kemajuan peradaban Barat yang lebih tinggi dari peradaban islam.[4]

B.  Dunia islam pada masa pra modern
Pada abad pra modern kontak antara kerajaan usmani dengan kekuasaan di daratan eropa dan beberapa negara barat sebenarnya sudah ada. Ketika Eropa mulai memasuki masa kemajuan, dengan sebaliknya kerajaan usmani mulai memasuki masa kemunduran. Dari akibat itu kerajaan usmani yang biasanya menang dalam peperangan akhirnya mengalami kekalahan-kekalahan di tangan barat. Hal ini membuat pembesar-pembesar usmani menyelidiki rahasia kekuatan eropa yang baru muncul itu.[5]
Pada periode ini mulai bermunculan pemikiran pembaharuan dalam islam. Gerakan pembaharuan itu muncul karena dua hal. Pertama, timbulnya kesadaran dikalangan ulama’ bahwa banyak ajaran-ajaran “asing” yang masuk dan diterima sebagai ajran islam, seperti bid’ah, khurafat dan takhayul. Gerakan ini dikenal sebagai gerakan reformasi. Kedua, pada periode ini barat mendominasi dunia dibidang politik dan peradaban. Persentuhan dengan barat menyadarkan tokoh-tokoh islam akan ketinggalannya. Karena itu, mereka bangkit dengan mencontoh barat dalam masalah-masalah politik dan peradaban untuk menciptakan Balance of power.[6]
Kaitannya dengan gerakan reformasi tersebut, pada masa sebelum periode modern ini timbul keinginan perubahan di Arabia. Keinginan itu dicetuskan oleh Muhammad Ibn Abd Wahhab (1703-1787 M). Keinginan itu lahir bukan sebagai pengaruh kemajuan barat, tetapi sebagai reaksi terhadap paham tauhid yang dianut kaum awam di waktu itu. Kemurnian paham tauhid mereka dirusak oleh kebiasaan-kebiasaan yang timbul di bawah pengaruh tarekat-tarekat seperti ziarah ke kuburan wali untuk mendapat syafa’ah / pertolongan. Menurut Muhammad Ibn Abd Wahhab kebiasaan-kebiasaan itu mengandung arti syirik atau politeisme yang harus di berantas dan orang islam harus kembali kepada tauhid yang sebenarnya.
Oleh karena itu gerakan yang dipelopori oleh Muhammad Ibn Abd Wahhab ini kemudian di kenal dengan sebutan “Wahabiah”, kurang tepat kalau disebut gerakan pembaharuan akan tetapi lebih tepat diberi nama pemurnian. Muhammad Ibn Abd Wahhab tidak mempertahankan taqlid. Bahkan sebagai pengikut Ibnu Hambal dan Ibnu Taimiyah ia berpendapat bahwa pintu ijtihad tidak tertutup. Mengadakan ijtihad tetap di bolehkan, dan ijtihad dijalankan dengan kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits. Al-Qur’an dan Hadits sebagai dasar ijtihad untuk kebali ke zaman salaf untuk mengetahui islam yang murni.[7]
Selain melakukan perubahan secara reformisme pada pertengahan kedua dari abad ke-19 muncul suatu gerakan yang dikenal Usmani Muda. Mereka menginginkan pembatasan yang lebih tegas terhadap kekuasaan sultan dengan mengadakan konstitusi. Salah satu ahli fikir usmani muda yang terkenal ialah  Namik Kemal (1840-1888 M). Menurutnya pemerintahan harus didasarkan atas persetujuan rakyat, dalam arti rakyatlah yang memiliki kedaulatan. Kekuasaan legislatif  harus dipisahkan dari kekuasaan eksekutif. Dan ia menganjurkan supaya didirikannya tiga lembaga; dewan negara yang bertugas merancang undang-undang, Dewan nasional untuk membuat undang-undang dan senat yang bertugas menjadi pengantara antara badan legislatif dan badan eksekutif. Namun eksperimen pemerintahan konstitusional ini gagal, karena dalam Konstitusi 1876 M itu terdapat pasal-pasal yang memberi kekuasaan pada sultan untuk membubarkan parlemen, memberhentikan menteri-menteri, mengumumkan perang dan mengasingkan orang-orang yang dianggap berbahaya bagi keamanan negara.
Selanjutnya datang golongan-golongan yang dikenal dalam sejarah pembaharuan Turki yang disebut Turki Muda. Pada saat itu timbul gerakan tiga pembaharuan Turki yaitu golongan Barat, golongan Islam dan golongan nasionalis Turki. Maksud dari golongan Barat adalah peradaban yang diambil dari Barat yang digunakan sebagai dasar pembaharuan, golongan Islam merupakan penggunaan Islam sebagai dasarnya. Dan golongan nasionalis Turki merupakan penggunaan nasonalis Turki yang dijadikan dasar. Dalam perkembangan selanjutnya ide nasionalisme Turiki-lah yang memperoleh kemenangan. Gerakan pembaharuan selanjutnya yang diadakan dibawah pimpinan Kemal Attaturk membawa kepada sekularisme dalam arti pemisahan agama dari negara di Turki modern.[8]
Sedangkan di Mesir gerakan pembaharuan dimulai oleh Muhammad Ali Pasya (1765-1848 M). Para pembesar dan penasihatnya terdiri dari orang-orang yang mengalami ekspedis Napoleon dan menyaksikan kemajuan Barat yang maju itu. Disamping itu diantttara ahli-ahli yang dibawa Napoleon ada yang tidak mau kembali ke Prancis dan menetap di Mesir.pembaharuan di Mesir ini dimulai dalam bidang militer dan ekonomi. Untuk itu ia mendatangkan ahli-ahli dari eropa, mendirikan sekolah-sekolah seperti sekolah militer, sekolah teknik, sekolah kedokteran, sekolah pertambangan dan sekolah pertanian. Disamping iu, ia juga mengirim pemuda-pemuda Mesir yang belajar ke Eropa. Semua ini yang menyebabkan cepatnya pemikiran dan gerakan pebaharuan di Mesir.[9]

C.  Dampak kolonialisme barat terhadap dunia islam
1)   Dampak kolonialisme barat terhadap bidang budaya
Kolonialisme barat yang membawa tiga misi yaitu : God (Tuhan/Agama), Gold (Kekayaan), dan Glory (Kemewahan) tidak henti-hentinya mendoktrin pikiran-pikiran masyarakat islam pada masa itu, dan masih terasa sampai sekarang, dan akibat dari itu semua sangatlah banyak pengaruhnya. Para kolonialisme juga telah merusak paradigma dan dampak yang paling jelas terlihat yaitu pada gaya hidup masyarakat muslim, contohnya 3F yaitu : Fun (kesenangan), Food (makanan) dan Fashion (cara berpakaian).

2)   Dampak kolonialisme barat terhadap bidang sosial
Ketika sampai di negara-negara Islam, mereka (Negara-negara Kolonial) menyusun rencana untuk memisahkan generasi muda dari Agamanya. Dalam hal itu, mereka memilih dua jalan. Pertama, menyebarluaskan nafsu (Seksual) dan membuka lebar-lebar kran dekadensi moral. Menjadi jelas ketika para penjajah itu menjajah umat Islam melalui berbagai cara, terlebih dari bidang Agama yang mereka pandang bahwasanya Agama adalah salah satu penghalang untuk mereka, dan jalan termudah untuk melawan semua Agama adalah dengan membebaskan pelampiasan hawa nafsu di tengah-tengah masyarakat dan membuka semua kran untuk mempraktikkan semua bentuk kerusakan dan kemerosotan akhlak. Itulah jalan yang para penjajah tempuh secara efektif.
Yang kedua, tercermin pada orientasi ilmu pengetahuan dan pemikiran, bersamaan dengan dampak pengaruh pemikiran ilmiah baru ke negara-negara Islam yang cukup menarik perhatian karena memang ilmu pengetahuan pasti punya daya tarik. Kemajuan ilmu pengetahuan berubah menjadi sarana pemisahan orang banyak dari keyakinan akidahnya, dan menjadi perantara bagi pemadaman obor bagi keimanan agama dalam hati serta pencabutan emosi keagamaan sampai keakar-akarnya.

3)   Dampak Kolonialisme Barat Dalam Bidang Ekonomi
Kongsi dagang Inggris, British East India Company (BEIC), mulai berusaha menguasai wilayah India bagian timur, ketika merasa cukup kuat. Penguasa setempat mencoba mempertahankan kekuasaan dan berperang melawan Inggris. Namun, mereka tidak berhasil mengalahkan kekuatan Inggris. Pada tahun 1803 M, Delhi, ibukota kerajaan Mughal jatuh ke tangan Inggris dan berada di bawah bayang-bayang kekuasaan Inggris. Tahun 1857 M, kerajaan Mughal dikuasai secara penuh, dan raja yang terakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak itu India berada di bawah kekuasaan Inggris yang menegakkan pemerintahannya di sana. Pada tahun 1879, Inggris berusaha menguasai Afghanistan dan pada tahun 1899, Kesultanan Muslim Baluchistan dimasukkan ke bawah kekuasaan India-Inggris.
Akibat kolonialisme Barat dibanyak negara Islam dalam bidang Ekonomi, maka tentu sistem perdagangan Barat mau tidak mau sangat berpengaruh buruk terhadap sistem perdagangan yang telah ada pada masa itu, misalnya “Monopoli” dalam perdagangan.

4)      Dampak Kolonialisme Barat dalam Bidang Politik
Kololnialisme mengetahui bahwasanya daerah-daerah yang diduduki oleh islam itu terdapat kekayaan yang banyak sekali sehingga mereka ingin menguasai sepenuhnya seperti minyak bumi, gas alam dan sebagainya, ini merupakan kekayaan yang melimpah untuk masa depan. Politik yang mereka pakai untuk melumpuhkan islam adalah menjauhkan orang muslim dari sejarah masa silam (kejayaan islam) dan meniadakan peran penting ulama dalam kenyataan hidup.

5)      Dampak Kolonialisme Barat Dalam Bidang Agama
Sejak tahun-tahun pertama dimulainya era penjajahan, negara-negara kolonial telah bersungguh-sungguh memperhatikan masalah misalkan pemisahan ulama dari kehidupan bangsa. Mereka berupaya mempengaruhi peran yang dijalankan para ulama dengan cara menghilangkan identitas mereka yang nyata, atau meminggirkan mereka seraya memberi peran yang tiada arti, atau membunuh mereka jika memungkinkan.
Negara kolonial sibuk menjalankan politk tersebut selama bertahun-tahun lamanya sehingga peran para ulama melemah di banyak wilayah pendudukan. Keberadaan para ulama terpinggirkan, tak punya otoritas apapun, bahkan tak lagi menyandang identitas ulama. Para ulama itu tersingkir ketempat-tempat yang sangat terbatas dan disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan remeh dan tidak berhubungan dengan kenyataan hidup.[10]












BAB III
PENUTUP


A.  Kesimpulan
Sejak abad ke-16 dan 17 dimana eropa disini mulai menemukan beberapa penemuan yang kemudian dapat memperoleh kemajuan dalam perekonomian sehingga melahirkan Revolusi industri yang sangat besar. Eropa menjadi penguasa lautan dan perdagangan ke seluruh dunia tanpa hambatan apapun. Sementara itu, Eropa juga unggul dalam bidang kemiliteran dengan persenjataan modern pasukan perang sehingga mampu melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan islam.

Persentuhan dengan barat ini menyadarkan tokoh-tokoh islam akan ketinggalannya. Karena itu, mereka bangkit dengan mencontoh barat dalam masalah-masalah politik dan peradaban untuk menciptakan Balance of power. Sehingga mulai muncul pemikiran pembaharuan dalam islam, yaitu timbulnya kesadaran dikalangan ulama’ bahwa banyak ajaran-ajaran “asing” yang masuk dan diterima sebagai ajran islam, seperti bid’ah, khurafat dan takhayul.
Kedatangan Eropa ke daerah-daerah islam ini membawa dampak dan pengaruh yang sangat besar baik dalam bidang budaya, bidang sosial, bidang ekonomi, bidang politik dan dalam bidang agama. contohnya seperti apa yang telah menjadi misi yang dibawa oleh bangsa Eropa untuk merusak kehidupan umat muslim dengan merubah pola kehidupannya melalui bidang-bidang tersebut. Dengan tiga misinya yaitu; God (Tuhan/Agama), Gold (Kekayaan), dan Glory (Kemewahan) tidak henti-hentinya mendoktrin pikiran-pikiran masyarakat pada masa itu, dan masih terasa sampai sekarang, dan akibat dari itu semua sangatlah banyak pengaruhnya. Para kolonialisme juga telah merusak paradigma dan dampak yang paling jelas terlihat yaitu pada gaya hidup masyarakat muslim, contohnya 3F yaitu : Fun (kesenangan), Food (makanan) dan Fashion (cara berpakaian).
B.  Saran-saran
Demikianlah uraian singkat makalah tentang “Dunia Islam Dan Kolonialisme Barat. Tulisan ini masih sangat terbatas dan memerlukan tambahan guna memperluas wawasan kita. Hal ini sebagai upaya mengetahui dan memahami sejarah peradaban islam pada masa kolonialisme barat, sehingga generasi penerus kita mampu mengambil 'ibrah dari peristiwa yang telah terjadi di masa lalu, agar nantinya kita dapat mencontoh dan mengambil apa yang seharusnya kita pegangi dan tidak megulangi lagi kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh para tokoh-tokoh Islam terdahulu.
Penulisan makalah ini belum memenuhi harapan semua pihak, tetapi setidak-tidaknya ada bahan bacaan ke arah tujuan kemuliaan islam di muka bumi ini. Karena keterbatasan wawasan serta ilmu yang penulis miliki, maka sudah barang tentu masih jauh dari kata sempurna, disana sini masih masih banyak tedapat kekurangan dan kesalahannya, oleh karena itu tegur sapa, kritik serta saran, akan sangat berharga dan dengan segala kerendahan hati mohon maaf atas segala kekurangannya, untuk disempurnakan dimasa depan, seiring do’a semoga para pembaca yang budiman yang dengan segala ketulusan berkenan memberikan masukan, kami haturkan banyak terimakasih, serta tak lupa mendo’akan agar segala kebaikannya mendapat imbalan pahala yang berlipat ganda dari Allah subhanahu wa ta’ala, amin.
                                         






















DAFTAR PUSTAKA


Rasyid, Soraya. Sejarah Islam Abad Modern. Yogyakarta : penerbit  Ombak, 2013.
Yatim, Badri. Sejarah peradaban islam, Dirosah islamiyah II. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014.
Nasution, Harun. Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Jakarta : penerbit universitas islam negeri indonesia (UI press), 1985.
http://armawanpena.wordpress.com/2013/11/02/kolonialisme-barat-di-duniaislam/




[1]Badri Yatim, Sejarah peradaban islam, Dirosah islamiyah II, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014, Cet. 25.) hlm. 87.
[2] Soraya Rasyid, Sejarah Islam Abad Modern (Yogyakarta : penerbit  Ombak, 2013) hlm. 2
[3] Badri Yatim, Sejarah peradaban islam, Dirosah islamiyah II, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014, Cet. 25.) hlm. 169-170.
[4] Harun Nasution, islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta : penerbit universitas islam indonesia (UI press), 1985, Cet. 2. Jil. I) hlm. 85.
[5] Harun Nasution, islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta : penerbit universitas islam indonesia (UI press), 1985, Cet. 2. Jil. II) hlm. 90.
[6] Badri Yatim, Sejarah peradaban islam, Dirosah islamiyah II, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014, Cet. 25.) hlm. 173-174.
[7] Harun Nasution, islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta : penerbit universitas islam indonesia (UI press), 1985, Cet. 2. Jil. I) hlm. 93-94.
[8] Harun Nasution, islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta : penerbit universitas islam indonesia (UI press), 1985, Cet. 2. Jil. I) hlm. 102-104.
[9] Harun Nasution, islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta : penerbit universitas islam indonesia (UI press), 1985, Cet. 2. Jil. II) hlm. 96
[10] http://armawanpena.wordpress.com/2013/11/02/kolonialisme-barat-di-dunia-islam/