islamic blogger
Kamis, 11 Desember 2014
makalah tafsir
BAB II
PEMBAHASAN
لَقَدْ
أَرْسَلْنَا نُوحاً إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُواْ اللَّهَ مَا
لَكُم مِّنْ إِلَـهٍ غَيْرُهُ إِنِّيَ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ
عَظِيمٍ٥٩
v Ayat 59
Artinya:Sesungguhnya
Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku
sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya."
Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa
azab hari yang besar (kiamat).
Ø Pada ayat ini Allah swt.
menceritakan tentang kisah Nabi Nuh dan kerasulannya. Pada masa antara Nabi
Adam dan Nabi Nuh dunia mulai membangun peradabannya. Manusia mula-mula masih
menyembah Allah menurut agama yang dibawa oleh Nabi Adam. Tetapi lama-kelamaan
karena kesibukan dalam kehidupan duniawi mereka mulai menjauhkan diri daripada
agama sehingga semangat beragama mulai menurun. Ajaran tauhid yang bersemi di
hati sanubari mereka mulai pudar. Patung-patung dari pemimpin-pemimpin mereka
yang semula dibuat untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa mereka, mereka
jadikan sembahan atau sekutu Allah swt. karena menurut paham mereka
patung-patung itu dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah. Semakin hari
semakin mendalam kemusyrikan mereka. Mereka menghiasi patung-patung dan
menyembahnya. Akhirnya lupalah mereka kepada adanya Allah swt. Semakin hari
semakin mendalam kemusyrikan mereka. Mereka menghiasi patung-patung itulah
tuhan yang diharapkan kebaikannya, dan dimohon nikmat anugerahnya dan ditakuti
siksaannya. Setelah rusak kepercayaan
manusia kepada Allah swt. di masa itu maka Allah tidak membiarkan mereka
terus-menerus dalam kesesatan karena itu Allah mengutus Nabi Nuh kepada
kaumnya. Kisah tentang kerasulan Nabi Nuh ini ditujukan kepada orang-orang Arab
yang berada di Mekah dan sekitarnya yang mengingkari kerasulan Nabi Muhammad
saw. Pengetahuan mereka tentang sejarah rasul-rasul dan umat-umat pada masa
dahulu adalah sedikit sekali karena mereka sekedar mendengar dari orang-orang
Yahudi dan Nasrani yang berada di sekitar mereka. Allah swt. dalam ayat ini
meyakinkan mereka bahwa memanglah sebenarnya Allah telah mengutus Nabi Nuh
kepada kaumnya untuk memperingatkan mereka akan kemurkaan Allah disebabkan
kekufuran mereka. Setelah Nuh diutus menjadi rasul dia menyeru kaumnya yang
kafir supaya meninggalkan berhala dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan
Pencipta segala sesuatu, Dialah Tuhan yang sebenarnya. Manusia wajib
menyembah-Nya dengan penuh khusyuk dan tawaduk. Nabi Nuh a.s. mengemukakan
kepada kaumnya tentang kekhawatirannya bahwa mereka akan memperoleh siksaan
yang sangat pada hari pembalasan nanti jika mereka tidak mengindahkan
seruannya. Hari pembalasan itu adalah "hari kiamat".
Dari
ayattaditerdapatduapelajaran yang dapatdipetik :
1. Mencintaikehidupanduniasecaraberlebihandapatmenjauhkanmanusiakepadatuhannyadandapatmengakibatkankekufuran.
2. Manusia yang tidakpercayakepada
Allah akanmemperolehsiksapadaharipembalasan (harikiamat).
v
Ayat 60
Artinya:
Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang
nyata".
Ø
Allah swt. dalam ayat ini menerangkan bahwa para pemimpin
kaum Nuh a.s. berpendapat sesungguhnya Nabi Nuh a.s. itulah yang berada dalam
kesesatan disebabkan Nabi Nuh melarang mereka menyembah berhala yang mereka
pandang sebagai penolong mereka di hadapan Allah dan sebagai perantara untuk
mendekatkan mereka kepada-Nya. Memang demikianlah tingkah laku orang-orang
kafir itu sering menuduh bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah itu adalah
orang yang sesat.
Daariayat di atasterdapatsatupelajaran yang dapat di
ambil :
1. Allah SWT
melarangmanusiauntukMemfitnah orang baik-baiktanpaalasan yang jelas/logis
v Ayat 61
Artinya :Nuh
menjawab: "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku
adalah utusan dari Tuhan semesta alam".
Ø Ayat ini menerangkan tangkisan
Nabi Nuh terhadap tuduhan kaumnya dengan menegaskan bahwa dia sekali-kali tidak
berada dalam kesesatan karena ia sebenarnya adalah utusan daripada Allah dan
bahwa yang diserukannya itu bukanlah timbul dari pikirannya semata-mata yang
mungkin didorong oleh kepentingan pribadi. Tetapi apa yang dikemukakan itu
adalah wahyu Allah yang pasti benarnya karena itu harus disampaikannya kepada
mereka supaya mereka dapat mencapai kebahagiaan dan terhindar dari kebinasaan
akibat mempersekutukan Allah.
Dari
ayattaditerdapatsatupelajaran yang dapatdipetik :
1. Wahyu Allah selalubenar,
olehkarenaituNabiNuhmenyerukepadakaumnyauntukmenyembah Allah agar
mencapaikeabahagiaandanterhindardarikebinasaanakibatmempersekutukannya.
v
Ayat 62
Artinya :"Aku
sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. dan
aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui".
Ø Ayat ini menerangkan bahwa Nabi
Nuh menegaskan lagi kepada kaumnya bahwa dia mendapat tugas dari Allah swt.
untuk menyampaikan perintah-perintah Tuhannya supaya manusia beriman kepada
Tuhan Yang Maha Esa kepada hari kemudian, kepada rasul-rasul yang diutus Allah,
kepada malaikat-malaikat Allah dan menyampaikan juga hukum-hukum yang Allah
tentukan baik yang berkenan dengan ibadah maupun yang berkenaan dengan
muamalat. Nabi Nuh dalam menyampaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya oleh
Tuhan disertai dengan ancaman halus berupa nasihat-nasihat kepada kaumnya
supaya takut kepada siksaan Allah sebagai alasan terhadap orang-orang yang
tidak beriman kepadanya serta mendustakan rasul-rasul-Nya. Nabi Nuh a.s. dalam
penyampaian nasihat-nasihat kepada kaumnya itu menegaskan pula bahwa ia
benar-benar mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh kaumnya karena
semuanya itu diketahuinya dari Allah. Demikianlah gigihnya Nabi Nuh a.s. dalam
meyakinkan kaumnya.
Dari
ayatdiatasterdapatpelajaran yang dapatdipetik :
1. NabiNuhmenyampaikanperintah-perintahnyakepadamanusia
agar berimankepadatuhan yang mahaesa
2. Kegigihandalammenyampaikansuatuperintahdapatmembuahkanhasil
yang memuaskan, sesuaidengan yang diharapkan.
v Ayat 63
Artinya :Dan
apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari
Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi
peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu mendapat
rahmat ?
Ø Dalam ayat ini Allah swt.
menerangkan tentang kecaman Nabi Nuh a.s. kepada kaumnya bahwa tidaklah patut
mereka itu mendustakan dan merasa heran atau ragu-ragu terhadap kedatangan
peringatan dari Tuhan yang dibawa oleh seorang laki-laki di antara mereka
sendiri. Dia memperingatkan mereka tentang azab yang akan menimpa mereka bilama
mereka tetap dalam kekafiran. Dan dengan peringatan itu mereka akan dapat
memelihara diri dari perbuatan syirik dan mungkar sehingga mereka memperoleh
rahmat Allah swt. Adapun yang
menyebabkan keraguan dan keheranan kaumnya tentang kerasulannya karena mereka
tidak mempunyai sifat kelebihan dan keistimewaan. Tetapi jika mereka
menggunakan pikiran dan akal sehat bahwa kelebihan antara manusia itu di
samping diperoleh dengan usaha manusia itu sendiri juga didapat dari karunia
Allah karena Allah Yang Maha Kuasa.
Dalam kenyataan hidup manusia tampak perbedaan perseorangan manusia itu
baik perbedaan jasmaniah maupun rohaniah. Oleh karena itu semestinya mereka
menyambut seruan dari salah seorang yang memiliki kelebihan dan keistimewaan
untuk menyelematkan mereka dari siksa Allah akibat kekufuran mereka. Dan
membawa mereka kepada kebenaran dan bertakwa kepada Allah untuk memperoleh
keridaan dan rahmat-Nya.
Dari
Ayatdiatasterdapatpelajaran yang dapatdipetik :
1. Ancaman Allah kepadakaumNabiNuhbilamanatetapdalamkekufuran
v Ayat 64
Artinya :Maka
mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang
bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan
ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).
Ø
Ayat ini menerangkan bahwa kebanyakan kaum Nabi Nuh masih
tetap mengejek dan mendustakannya, mereka tetap menentang perintah Tuhan dan
bertambah hanyut dalam kedurhakaan. Hati nurani mereka tertutup sehingga mereka
tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah dan mereka
tidak dapat mengambil hikmat manfaat terhadap pengutusan para rasul. Telinga
mereka pun menjadi tuli sehingga mereka tidak dapat membenarkan adanya hari
kemudian, hari pembalasan yang disampaikan oleh Nabi Nuh yang semestinya
diketahui oleh manusia bahwa seorang yang hidup di dunia ini harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Allah swt. sebagai Penciptanya,
menunjukkan kepada adanya kehidupan pada hari kemudian tetapi manusia yang
tidak menggunakan pikirannya menduga bahwa kehidupan manusia itu hanya di dunia
saja tanpa ada pertanggungjawaban di akhirat. Secara tak sadar mereka telah
menyamakan dirinya dengan makhluk hewan karenanya timbullah perbuatan-perbuatan
mereka yang durjana di atas bumi ini. Di atas dasar inilah keingkaran kaum Nuh,
maka datanglah azab Allah kepada mereka berupa angin topan dan hujan yang
mengakibatkan banjir yang menenggelamkan mereka. Pengikut-pengikut kaum Nuh
yang sedikit jumlahnya diselamatkan oleh Allah dari tenggelam di waktu
terjadinya topan karena mereka berada dalam perahu yang telah disiapkan
jauh-jauh hari sebelumnya dan menenggelamkan kaumnya yang hanyut di dalam
kekufuran dan kemaksiatan itu.
v Ayat 65
Artinya :Dan
(Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata:
"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain
dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya ?"
Ø
Ayat ini menerangkan bahwa Allah mengutus kepada kaum `Ad
Nabi Hud dari kalangan mereka sendiri dan memerintahkan kepadanya untuk menyeru
kaumnya supaya menyembah Allah Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan segala
sesuatu yang dituhankan mereka karena selain Allah bukanlah Tuhan, karenanya
tidak patut disembah, karena segala ibadat haruslah diperuntukkan kepada Allah
sendiri dan tidaklah bagi lain-Nya. Oleh sebab itu Nabi Hud a.s. menganjurkan
kepada mereka supaya bertakwa kepada Allah dan meninggalkan segala sesuatu yang
dimurkai-Nya untuk menghindarkan diri daripada siksaan-Nya. Pada waktu dan
kesempatan yang lain beliau menyilahkan kepada kaumnya agar mereka menggunakan
akal pikirannya.
Dari
Ayattaditerdapatduapelajaran yang dapatdipetik :
1.
Perintahuntukmenyembah
Allah SWT, hanyadialahsatu-satunyatuhan yang patutdisembahdantidaktuhanselain
dia.
2.
Anjuranuntukmelaksanakanperintahallahdanmenjauhilarangannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A.LatarBelakangMasalah
Pada masa antara Nabi Adam dan Nabi Nuh dunia mulai
membangun peradabannya. Manusia mula-mula masih menyembah Allah menurut agama
yang dibawa oleh Nabi Adam. Tetapi lama-kelamaan karena kesibukan dalam
kehidupanduniawi mereka mulai menjauhkan diri daripada agama sehingga semangatberagama
mulai menurun. Ajaran tauhid yang bersemi di hati sanubari mereka mulai pudar.
Patung-patung dari pemimpin-pemimpin mereka yang semula dibuat untuk
menghormati dan mengenang jasa-jasa mereka, mereka jadikansembahan atau sekutu
Allah swt. karena menurut paham mereka patung-patung itu dapat mendekatkan diri
mereka kepada Allah. Semakin hari semakin mendalam kemusyrikan mereka. Mereka
menghiasi patung-patung danmenyembahnyaAkhirnyalupalah merekakepada adanya
Allah swt. Semakin hari semakin mendalam kemusyrikan mereka. Mereka menghiasi
patung-patung itulah tuhan yang diharapkan kebaikannya, dan dimohon nikmat
anugerahnya dan ditakuti siksaannya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

1.
Mencintaikehidupanduniasecaraberlebihandapatmenjauhkanmanusiakepadatuhannyadandapatmengakibatkankekufuran.
2.
Manusia
yang tidakpercayakepada Allah akanmemperolehsiksapadaharipembalasan
(harikiamat).


dunia islam dan kolonialisme barat
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bentuk
bentuk penjajahan barat terhadap dunia islam di latar belakangi oleh terjadinya
perang salib. Negara-negara Barat seperti Inggris, Perancis, Spanyol, Italia,
Rusia dan lain-lain memang mempunyai teknologi militer dan industri perang yang
lebih canggih dibandingkan dengan negara Islam, sehingga mereka tidak
segan-segan untuk menyerang dan mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di
bawah kekuasaan Islam.
Dari awal
penjajahan Barat yaitu perang salib umat Islam telah kehilangan berbagai
daerah yang semula telah dikuasai Islam, yang kemudian jatuh ke tangan orang
Kristen, yang sukar untuk dikembalikan kembali. Jadi pada perang salib ini
telah terjadi penaklukan dan penyerangan yang dilakukan oleh negara Barat untuk
merebut wilayah-wilayah kekuasaan Islam.
Di setiap
daerah yang berada di bawah kekuasaan Islam, tidak ada kelanggengan bagi
pilar-pilar sistem pemerintahan otoriter. Dan di Setiap tempat itu, akan menjadi tanda
perlawanan terhadap segala bentuk kezaliman dan kekejaman penjajahan dan
eksploitasi, penghinaan dan peremehan terhadap manusia, serta perlawanan
terhadap poros yang dikuasai sistem pemerintahan sewenang-wenang di dunia
kontemporer .
Setelah
berakhirnya periode klasik islam, ketika islam mulai memasuki masa kemunduran,
Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat
dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan
islam dan bagian dunia lainnya terutama dalam bidang ilmu dan teknologi, bahkan
kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan
politiknya.[1]
Kontak
islam dengan barat pada masa ini sangat berbeda dengan kontak islam dengan
barat pada masa klasik. Dalam periode klasik islam sangat gemilang dan barat
sedang berada berada dalam kegelapan. Sedangkan pada masa ini, keadaan menjadi
sebaliknya, islam tampak dalam kegelapan dan barat tampak gemilang.[2]
B.
Rumusan Masalah
Permasalahan
pokok yang dibahas dalam penulisan makalah ini sebagaimana telah dijelaskan
dalam latar belakang diatas adalah :
1.
Bagaimana
revolusi industri di barat dan kolonialisme di barat?
2.
Bagaimana
dunia islam pada periode pra modern?
3.
Bagaimana
dampak kolonialisme barat terhadap dunia islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Revolusi industri di barat dan
kolonialisme di barat
Kemajuan
Eropa (Barat) memang bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode
berpikir islam yang rasional. Diantara saluran masuknya peradaban islam ke
Eropa itu adalah perang salib, sicilia dan yang terpenting adalah spanyol
islam. Ketika islam mengalami kejayaan di spanyol, banyak orang eropa yang
datang ke sana, kemudian menerjemahkan karya-karya ilmiah umat islam. Hal ini
dimulai sejak abad ke-12 M. Setelah mereka pulang ke negeri masing-masing, mereka
mendirikan universitas dengan meniru pola islam dan mengajarkan ilmu-ilmu yang
dipelajari di universitas-universitas islam itu. Dalam perkembangan selanjutnya
keadaan ini melahirkan Renaissance, reformasi dan rasionalisme eropa.
Gerakan-gerakan
renaissance melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad
ke-16 dan 17 M merupakan abad yang paling penting bagi eropa, sementara pada
akhir abad ke 17 itu pula dunia islam mengalami kemunduran. Eropa bangkit
kembali dengan mengejar ketinggalan mereka pada masa kebodohan dan kegelapan.
Mereka menyelidiki rahasia alam, menaklukkan lautan dan menjelajahi benua yang
sebelumnya masih diliputi oleh kegelapan. Adapun penemuan-penemuannya yang
mereka peroleh yaitu ; Christoper Colombus pada tahun 1492 M, menemukan Benua
Amerika dan Vasco da Gama tahun 1498 M, menemukan jalan ke timur melalui
Tanjung Harapan. Dengan dua temuan ini Eropa memperoleh kemajuan dalam dunia
perdagangan, karena tidak tergantung lagi kepada jalur lama yang dikuasai umat
islam.
Terangkatnya
perekonomian bangsa-bangsa eropa disusul pula dengan penemuan dan perkembangan
dalam bidang ilmu pengetahuan. Perkembangan itu semakin dipercepat setelah
mesin uap ditemukan. Yang kemudian melahirkan Revolusi Industri di
eropa.
Sementara
itu, kemerosotan kaum muslimin tidak terbatas dalam bidang ilmu dan kebudayaan
saja, melainkan juga di segala bidang. Mereka ketinggalan dari Eropa dalam
industri perang. Dengan organisasi dan persenjataan yang modern pasukan perang
Eropa mampu melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan islam.[3]
Dimasa
ini kekuatan militer dan politik umat islam menurun. Dagang dan ekonomi umat
islam, dengan hilangnya monopoli dagang antara timur dan barat dari tangan
mereka jatuh. Dan ilmu pengetahuan pada masa ini mengalami penurunan.
Tarekat-tarekat diliputi oleh suasana khurafat dan supertisi. Umat islam juga
dipengaruhi oleh sikap putus asa dalam segala hal. Pada saat ini dunia islam
dalam keadaan mundur dan statis.
Dengan
kekayaan-kekayaan Eropa yang diangkut dari Amerika dan laba yang timbul dari
perdagangan langsung menyebabkan mereka bertambah kaya dan maju. Penembusan
barat yang kekuatannya bertambah besar kedunia islam yang didudukinya semakin
lama bertambah mendalam. Akhirnya pada tahun 1798 M, Napoleon menduduki mesir
sebagai salah satu pusat islam yang terpenting. Jatuhnya pusat islam ini ke
tangan barat, menyadarkan dunia islam akan kelemahannya dan kemajuan peradaban
Barat yang lebih tinggi dari peradaban islam.[4]
B.
Dunia islam pada masa pra modern
Pada
abad pra modern kontak antara kerajaan usmani dengan kekuasaan di daratan eropa
dan beberapa negara barat sebenarnya sudah ada. Ketika Eropa mulai memasuki
masa kemajuan, dengan sebaliknya kerajaan usmani mulai memasuki masa
kemunduran. Dari akibat itu kerajaan usmani yang biasanya menang dalam
peperangan akhirnya mengalami kekalahan-kekalahan di tangan barat. Hal ini
membuat pembesar-pembesar usmani menyelidiki rahasia kekuatan eropa yang baru
muncul itu.[5]
Pada
periode ini mulai bermunculan pemikiran pembaharuan dalam islam. Gerakan
pembaharuan itu muncul karena dua hal. Pertama, timbulnya kesadaran
dikalangan ulama’ bahwa banyak ajaran-ajaran “asing” yang masuk dan diterima
sebagai ajran islam, seperti bid’ah, khurafat dan takhayul. Gerakan ini dikenal
sebagai gerakan reformasi. Kedua, pada periode ini barat mendominasi
dunia dibidang politik dan peradaban. Persentuhan dengan barat menyadarkan
tokoh-tokoh islam akan ketinggalannya. Karena itu, mereka bangkit dengan
mencontoh barat dalam masalah-masalah politik dan peradaban untuk menciptakan Balance
of power.[6]
Kaitannya
dengan gerakan reformasi tersebut, pada masa sebelum periode modern ini timbul
keinginan perubahan di Arabia. Keinginan itu dicetuskan oleh Muhammad Ibn Abd
Wahhab (1703-1787 M). Keinginan itu lahir bukan sebagai pengaruh kemajuan
barat, tetapi sebagai reaksi terhadap paham tauhid yang dianut kaum awam di
waktu itu. Kemurnian paham tauhid mereka dirusak oleh kebiasaan-kebiasaan yang
timbul di bawah pengaruh tarekat-tarekat seperti ziarah ke kuburan wali untuk
mendapat syafa’ah / pertolongan. Menurut Muhammad Ibn Abd Wahhab
kebiasaan-kebiasaan itu mengandung arti syirik atau politeisme yang harus di berantas
dan orang islam harus kembali kepada tauhid yang sebenarnya.
Oleh
karena itu gerakan yang dipelopori oleh Muhammad Ibn Abd Wahhab ini kemudian di
kenal dengan sebutan “Wahabiah”, kurang tepat kalau disebut gerakan
pembaharuan akan tetapi lebih tepat diberi nama pemurnian. Muhammad Ibn Abd
Wahhab tidak mempertahankan taqlid. Bahkan sebagai pengikut Ibnu Hambal dan
Ibnu Taimiyah ia berpendapat bahwa pintu ijtihad tidak tertutup. Mengadakan
ijtihad tetap di bolehkan, dan ijtihad dijalankan dengan kembali kepada
Al-Qur’an dan Hadits. Al-Qur’an dan Hadits sebagai dasar ijtihad untuk kebali ke
zaman salaf untuk mengetahui islam yang murni.[7]
Selain
melakukan perubahan secara reformisme pada pertengahan kedua dari abad
ke-19 muncul suatu gerakan yang dikenal Usmani Muda. Mereka menginginkan
pembatasan yang lebih tegas terhadap kekuasaan sultan dengan mengadakan
konstitusi. Salah satu ahli fikir usmani muda yang terkenal ialah Namik Kemal (1840-1888 M). Menurutnya
pemerintahan harus didasarkan atas persetujuan rakyat, dalam arti rakyatlah
yang memiliki kedaulatan. Kekuasaan legislatif harus dipisahkan dari kekuasaan eksekutif. Dan
ia menganjurkan supaya didirikannya tiga lembaga; dewan negara yang bertugas
merancang undang-undang, Dewan nasional untuk membuat undang-undang dan senat
yang bertugas menjadi pengantara antara badan legislatif dan badan eksekutif.
Namun eksperimen pemerintahan konstitusional ini gagal, karena dalam Konstitusi
1876 M itu terdapat pasal-pasal yang memberi kekuasaan pada sultan untuk
membubarkan parlemen, memberhentikan menteri-menteri, mengumumkan perang dan
mengasingkan orang-orang yang dianggap berbahaya bagi keamanan negara.
Selanjutnya
datang golongan-golongan yang dikenal dalam sejarah pembaharuan Turki yang
disebut Turki Muda. Pada saat itu timbul gerakan tiga pembaharuan Turki yaitu
golongan Barat, golongan Islam dan golongan nasionalis Turki. Maksud dari
golongan Barat adalah peradaban yang diambil dari Barat yang digunakan sebagai
dasar pembaharuan, golongan Islam merupakan penggunaan Islam sebagai dasarnya.
Dan golongan nasionalis Turki merupakan penggunaan nasonalis Turki yang
dijadikan dasar. Dalam perkembangan selanjutnya ide nasionalisme Turiki-lah
yang memperoleh kemenangan. Gerakan pembaharuan selanjutnya yang diadakan
dibawah pimpinan Kemal Attaturk membawa kepada sekularisme dalam arti pemisahan
agama dari negara di Turki modern.[8]
Sedangkan
di Mesir gerakan pembaharuan dimulai oleh Muhammad Ali Pasya (1765-1848 M).
Para pembesar dan penasihatnya terdiri dari orang-orang yang mengalami ekspedis
Napoleon dan menyaksikan kemajuan Barat yang maju itu. Disamping itu diantttara
ahli-ahli yang dibawa Napoleon ada yang tidak mau kembali ke Prancis dan
menetap di Mesir.pembaharuan di Mesir ini dimulai dalam bidang militer dan
ekonomi. Untuk itu ia mendatangkan ahli-ahli dari eropa, mendirikan
sekolah-sekolah seperti sekolah militer, sekolah teknik, sekolah kedokteran,
sekolah pertambangan dan sekolah pertanian. Disamping iu, ia juga mengirim
pemuda-pemuda Mesir yang belajar ke Eropa. Semua ini yang menyebabkan cepatnya
pemikiran dan gerakan pebaharuan di Mesir.[9]
C.
Dampak kolonialisme barat terhadap dunia islam
1)
Dampak
kolonialisme barat terhadap bidang budaya
Kolonialisme
barat yang membawa tiga misi yaitu : God (Tuhan/Agama), Gold (Kekayaan),
dan Glory (Kemewahan) tidak henti-hentinya mendoktrin pikiran-pikiran
masyarakat islam pada masa itu, dan masih terasa sampai sekarang, dan akibat
dari itu semua sangatlah banyak pengaruhnya. Para kolonialisme juga telah
merusak paradigma dan dampak yang paling jelas terlihat yaitu pada gaya hidup
masyarakat muslim, contohnya 3F yaitu : Fun (kesenangan), Food (makanan)
dan Fashion (cara berpakaian).
2)
Dampak
kolonialisme barat terhadap bidang sosial
Ketika
sampai di negara-negara Islam, mereka (Negara-negara Kolonial) menyusun rencana
untuk memisahkan generasi muda dari Agamanya. Dalam hal itu, mereka memilih dua
jalan. Pertama, menyebarluaskan nafsu (Seksual) dan
membuka lebar-lebar kran dekadensi moral. Menjadi jelas ketika para penjajah
itu menjajah umat Islam melalui berbagai cara, terlebih dari bidang Agama yang
mereka pandang bahwasanya Agama adalah salah satu penghalang untuk mereka, dan
jalan termudah untuk melawan semua Agama adalah dengan membebaskan pelampiasan
hawa nafsu di tengah-tengah masyarakat dan membuka semua kran untuk
mempraktikkan semua bentuk kerusakan dan kemerosotan akhlak. Itulah jalan yang
para penjajah tempuh secara efektif.
Yang kedua, tercermin pada orientasi ilmu pengetahuan
dan pemikiran, bersamaan dengan dampak pengaruh pemikiran ilmiah baru ke
negara-negara Islam yang cukup menarik perhatian karena memang ilmu pengetahuan
pasti punya daya tarik. Kemajuan ilmu pengetahuan berubah menjadi sarana
pemisahan orang banyak dari keyakinan akidahnya, dan menjadi perantara bagi
pemadaman obor bagi keimanan agama dalam hati serta pencabutan emosi keagamaan
sampai keakar-akarnya.
3) Dampak Kolonialisme Barat Dalam Bidang Ekonomi
Kongsi
dagang Inggris, British East India Company (BEIC), mulai berusaha menguasai
wilayah India bagian timur, ketika merasa cukup kuat. Penguasa setempat mencoba
mempertahankan kekuasaan dan berperang melawan Inggris. Namun, mereka tidak
berhasil mengalahkan kekuatan Inggris. Pada tahun 1803 M, Delhi, ibukota
kerajaan Mughal jatuh ke tangan Inggris dan berada di bawah bayang-bayang
kekuasaan Inggris. Tahun 1857 M, kerajaan Mughal dikuasai secara penuh, dan
raja yang terakhir dipaksa meninggalkan istana. Sejak itu India berada di bawah
kekuasaan Inggris yang menegakkan pemerintahannya di sana. Pada tahun 1879,
Inggris berusaha menguasai Afghanistan dan pada tahun 1899, Kesultanan Muslim
Baluchistan dimasukkan ke bawah kekuasaan India-Inggris.
Akibat
kolonialisme Barat dibanyak negara Islam dalam bidang Ekonomi, maka tentu
sistem perdagangan Barat mau tidak mau sangat berpengaruh buruk terhadap sistem
perdagangan yang telah ada pada masa itu, misalnya “Monopoli” dalam
perdagangan.
4) Dampak Kolonialisme Barat dalam Bidang Politik
Kololnialisme
mengetahui bahwasanya daerah-daerah yang diduduki oleh islam itu terdapat
kekayaan yang banyak sekali sehingga mereka ingin menguasai sepenuhnya seperti
minyak bumi, gas alam dan sebagainya, ini merupakan kekayaan yang melimpah
untuk masa depan. Politik yang mereka pakai untuk melumpuhkan islam adalah
menjauhkan orang muslim dari sejarah masa silam (kejayaan islam) dan meniadakan
peran penting ulama dalam kenyataan hidup.
5) Dampak Kolonialisme Barat Dalam Bidang Agama
Sejak
tahun-tahun pertama dimulainya era penjajahan, negara-negara kolonial telah
bersungguh-sungguh memperhatikan masalah misalkan pemisahan ulama dari
kehidupan bangsa. Mereka berupaya mempengaruhi peran yang dijalankan para ulama
dengan cara menghilangkan identitas mereka yang nyata, atau meminggirkan mereka
seraya memberi peran yang tiada arti, atau membunuh mereka jika memungkinkan.
Negara
kolonial sibuk menjalankan politk tersebut selama bertahun-tahun lamanya
sehingga peran para ulama melemah di banyak wilayah pendudukan. Keberadaan para
ulama terpinggirkan, tak punya otoritas apapun, bahkan tak lagi menyandang
identitas ulama. Para ulama itu tersingkir ketempat-tempat yang sangat terbatas
dan disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan remeh dan tidak berhubungan dengan
kenyataan hidup.[10]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sejak
abad ke-16 dan 17 dimana eropa disini mulai menemukan beberapa penemuan yang
kemudian dapat memperoleh kemajuan dalam perekonomian sehingga melahirkan Revolusi
industri yang sangat besar. Eropa menjadi penguasa lautan dan perdagangan
ke seluruh dunia tanpa hambatan apapun. Sementara itu, Eropa juga unggul dalam
bidang kemiliteran dengan persenjataan modern pasukan perang sehingga mampu
melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan islam.
Persentuhan
dengan barat ini menyadarkan tokoh-tokoh islam akan ketinggalannya. Karena itu,
mereka bangkit dengan mencontoh barat dalam masalah-masalah politik dan
peradaban untuk menciptakan Balance of power. Sehingga mulai muncul pemikiran
pembaharuan dalam islam, yaitu timbulnya kesadaran dikalangan ulama’
bahwa banyak ajaran-ajaran “asing” yang masuk dan diterima sebagai ajran islam,
seperti bid’ah, khurafat dan takhayul.
Kedatangan Eropa ke daerah-daerah islam ini membawa dampak dan
pengaruh yang sangat besar baik dalam bidang budaya, bidang sosial, bidang
ekonomi, bidang politik dan dalam bidang agama. contohnya seperti apa yang
telah menjadi misi yang dibawa oleh bangsa Eropa untuk merusak kehidupan umat
muslim dengan merubah pola kehidupannya melalui bidang-bidang tersebut. Dengan
tiga misinya yaitu; God (Tuhan/Agama), Gold (Kekayaan), dan Glory
(Kemewahan) tidak henti-hentinya mendoktrin pikiran-pikiran masyarakat pada
masa itu, dan masih terasa sampai sekarang, dan akibat dari itu semua sangatlah
banyak pengaruhnya. Para kolonialisme juga telah merusak paradigma dan dampak
yang paling jelas terlihat yaitu pada gaya hidup masyarakat muslim, contohnya
3F yaitu : Fun (kesenangan), Food (makanan) dan Fashion (cara berpakaian).
B. Saran-saran
Demikianlah
uraian singkat makalah tentang “Dunia Islam Dan Kolonialisme
Barat.” Tulisan ini masih sangat terbatas dan memerlukan tambahan
guna memperluas wawasan kita. Hal ini sebagai upaya mengetahui
dan memahami sejarah peradaban islam pada masa kolonialisme barat, sehingga generasi penerus kita mampu mengambil 'ibrah
dari peristiwa yang telah terjadi di masa lalu, agar nantinya
kita dapat mencontoh dan mengambil apa
yang seharusnya kita
pegangi dan tidak megulangi lagi kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh para
tokoh-tokoh Islam terdahulu.
Penulisan makalah ini belum memenuhi harapan semua pihak, tetapi
setidak-tidaknya ada bahan bacaan ke arah tujuan kemuliaan islam di muka bumi
ini. Karena keterbatasan wawasan serta ilmu yang penulis miliki, maka sudah
barang tentu masih jauh dari kata sempurna, disana sini masih masih banyak
tedapat kekurangan dan kesalahannya, oleh karena itu tegur sapa, kritik serta
saran, akan sangat berharga dan dengan segala kerendahan hati mohon maaf atas
segala kekurangannya, untuk disempurnakan dimasa depan, seiring do’a semoga
para pembaca yang budiman yang dengan segala ketulusan berkenan memberikan
masukan, kami haturkan banyak terimakasih, serta tak lupa mendo’akan agar
segala kebaikannya mendapat imbalan pahala yang berlipat ganda dari Allah
subhanahu wa ta’ala, amin.
DAFTAR PUSTAKA
Rasyid,
Soraya. Sejarah Islam Abad Modern. Yogyakarta : penerbit Ombak, 2013.
Yatim,
Badri. Sejarah
peradaban islam, Dirosah islamiyah II. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2014.
Nasution,
Harun. Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Jakarta : penerbit
universitas islam negeri indonesia (UI press), 1985.
http://armawanpena.wordpress.com/2013/11/02/kolonialisme-barat-di-duniaislam/
[1]Badri
Yatim, Sejarah peradaban islam, Dirosah islamiyah II, (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2014, Cet. 25.) hlm. 87.
[2] Soraya
Rasyid, Sejarah Islam Abad Modern (Yogyakarta : penerbit Ombak, 2013) hlm. 2
[3] Badri
Yatim, Sejarah peradaban islam, Dirosah islamiyah II, (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2014, Cet. 25.) hlm. 169-170.
[4] Harun
Nasution, islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta : penerbit
universitas islam indonesia (UI press), 1985, Cet. 2. Jil. I) hlm. 85.
[5] Harun
Nasution, islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta : penerbit
universitas islam indonesia (UI press), 1985, Cet. 2. Jil. II) hlm. 90.
[6] Badri
Yatim, Sejarah peradaban islam, Dirosah islamiyah II, (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2014, Cet. 25.) hlm. 173-174.
[7] Harun
Nasution, islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta : penerbit
universitas islam indonesia (UI press), 1985, Cet. 2. Jil. I) hlm. 93-94.
[8] Harun
Nasution, islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta : penerbit
universitas islam indonesia (UI press), 1985, Cet. 2. Jil. I) hlm. 102-104.
[9] Harun
Nasution, islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta : penerbit
universitas islam indonesia (UI press), 1985, Cet. 2. Jil. II) hlm. 96
[10] http://armawanpena.wordpress.com/2013/11/02/kolonialisme-barat-di-dunia-islam/
Langganan:
Komentar (Atom)